Hipertensi Dalam Kehamilan
16 September 2016 oleh Mimin - dibaca 1.149 kali

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu indikator kehamilan berisiko tinggi. Oleh karena itu, kondisi ini wajib diwaspadai oleh seluruh ibu hamil. Hipertensi dalam kehamilan bisa saja ringan, namun jika tidak ditangani secara tepat bisa mengakibatkan masalah serius bahkan mengancam nyawa baik ibu maupun janin yang dikandungnya.
Hipertensi dalam kehamilan lebih berisiko jika terjadi pada wanita yang memiliki hipertensi kronis. Hipertensi kronis adalah tekanan darah tinggi yang sudah diderita sebelum masa kehamilan. Termasuk juga, tekanan darah tinggi yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau berlangsung lebih lama dari 12 minggu setelah melahirkan.
Jika hipertensi tidak ditangani dengan tepat, maka seorang ibu hamil berisiko menderita preeklamsia. Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal. Pada beberapa kasus juga ditemukan protein pada urine ibu hamil. Preeklampsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya normal (sebelum hamil). Jika tidak segera ditangani, preeklamsia bisa berakibat sangat fatal bagi ibu dan bayi.
Ada beberapa indikasi seseorang terkena preeklamsia, yaitu sakit kepala tak tertahankan, mual, muntah, nyeri di perut sebelah kanan atas, pandangan kabur, jumlah urine dan trombosit menurun, sesak napas, serta terganggunya fungsi hati.
Preeklamsia umumnya lebih sering terjadi pada mereka yang :
- Punya riwayat preeklamsia saat kehamilan sebelumnya
- Perempuan yang baru pertama kali hamil
- Ibu hamil di bawah usia 20 tahun
- Ibu hamil di atas usia 40 tahun
- Obesitas
- Mengandung bayi kembar
- Punya keluarga dengan riwayat hipertensi
- Punya riwayat penyakit kronis
Apa Risiko Jika Terjadi Hipertensi Dalam Kehamilan?
Jika hipertensi dalam kehamilan tidak ditangani dengan baik berisiko memberi dampak buruk bagi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi, seperti :
- Berkurangnya Aliran Darah ke Plasenta
Tekanan darah tinggi akan mempengaruhi jumlah aliran darah yang mengalir ke plasenta. Kondisi ini tentu akan membuat janin dalam kandungan kesulitan mendapat oksigen dan nutrisi.
- Pertumbuhan Janin Terhambat
Kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi pada janin bisa menyebabkan bayi lahir prematur, kurang berat badan, dan bahkan pada beberapa kasus berujung pada kematian, baik saat masih dalam kandungan maupun ketika lahir.
- Abrupsio Plasenta
Merupakan kondisi kesehatan yang ditandai dengan terpisahnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum persalinan terjadi. Selain bisa merusak plasenta yang membahayakan kelangsungan hidup janin, ibu hamil juga akan mengalami perdarahan hebat.
- Persalinan prematur
Terkadang dokter menyarankan persalinan dini untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa saat ibu mengalami hipertensi dalam kehamilan.
- Peningkatan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Wanita yang menderita preeklamsia selama kehamilan lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular setelah persalinan, terlebih jika bayi lahir sebelum waktunya.
- Kemungkinan efek samping dari obat pengontrol tekanan darah
Jika ibu hamil menggunakan obat-obatan untuk mengontrol tekanan darahnya, obat-obat ini berpotensi memberikan efek samping yang merugikan bagi janin.
Cara Mengatasi Hipertensi Dalam Kehamilan Secara Tepat
Pemantauan tekanan darah secara rutin adalah bagian paling penting untuk mendeteksi secara dini. Dengan deteksi dini maka risiko bisa dianatisipasi lebih baik. Berikut adalah klasifikasi tekanan darah yang bisa dijadikan rujukan :
- Tekanan darah tinggi : mulai 140/90 mmHg ke atas
- Tekanan darah normal : mulai 90/60 sampai 120/80 mmHg
- Tekanan darah rendah : di bawah 90/60 mmHg
sumber: https://www.honestdocs.id/
Artikel Terbaru

Diit Lambung
27/09/2022

Apa itu Anemia??
26/09/2022

Apa itu HIV AIDS? dan Bagaimana Gejalanya?
01/12/2020
Artikel Populer

Masalah Kesehatan Pada Lansia
22/03/2019

Apa itu HIV AIDS? dan Bagaimana Gejalanya?
01/12/2020

Kanker THT (Nasofaring)
20/06/2017